Sunday, October 26, 2014

LIBURANN... (PART 2)

Jadi ceritanya, udah lama banget saya nggak ngeposting kisah yang satu ini. Padahal ini merupakan kisah lanjutan dari liburan "lebay" saya pada penghujung tahun 2008 silam, (re: baca kisah LIBURANN...PART 1). Sehingga untuk kisah yang kali ini, dijamin ceritanya tidak "se-lebay" dulu dan merupakan re-make dari kisah liburan yang sebelumnya. 

Setelah saya ikutan syuting video klip bareng saudara-saudara sepupu (re: Ichan dan Ryan), akhirnya saya pun di ajak oleh Papanya Ryan (Ryan ini artisnya), untuk jalan-jalan bertamasya ke Negeri Singa. Sekedar info untuk mengingatkan kembali, bahwasanya saat itu kami sekeluarga besar diajak oleh Papanya Ryan untuk ikut Syuting Video Klip Ryan bersama keluarga besar saya lainnya di Pulau Batam, Kepulauan Riau. Ryan senidiri pada saat itu merupakan seorang artis cilik yang beraliran Reggae, namun tetap memiliki ciri khas sebagai penyayi lagu anak-anak. Nih saya kasih link videonya di Youtube, coba nonton deh, kocak abis:
https://www.youtube.com/watch?v=6alKpzRvYdo

Kembali ke topik utama yakni liburan. Jika pada kisah sebelumnya saya menceritakan tentang pengalaman liburan di Kota Batam, kini saya akan menceritakan kisah yang tidak kalah serunya. "Waduhhh.....asik sekali nih pengalaman liburan kali ini", ucap saya dalam hati. Maklum, ini pertama kalinya saya liburan ke luar negeri. Memang secara jarak pun, Kota Batam dengan Negeri Singa relatif cukup dekat. 

Anyway sebelum berangkat, saya sekeluarga besar langsung pada bersiap-siap menyiapkan barang perlengkapan, baju cadangan, hingga koper. Padahal sih saya sebenarnya juga tidak menginap,karena kita berwisata kesana hanya sehari saja.(Istilah orang padangnya: Balik Hari). Akhirnya ketika semua barang sudah siap semua,papa saya pun memimpin doa bersama untuk keselamatan kita bersama dalam perjalanan. Kita pun langsung melesat ke Harbour Bay (pelabuhan penyebrangan ferry di Kota Batam). Tentu saja ini merupakan pengalaman pertama saya untuk mengecap paspor yang selama ini belum pernah saya pakai. Pelabuhan Harbour Bay sendiri juga cukup bersih dan rapih. Terletak bersebelahan di sampingnya, terdapat sebuah hotel yang cukup unik. Namanya adalah Hotel Pacific Palace, arsitektur bangunan gedung hotel ini persis menyerupai seperti kapal pesiar. 


(Ini nih bukti penampakannya yang saya ambil dari Google.com)

Back to the story, setelah proses mengecap paspor, imigrasi, boarding, dsb sampailah saya memasuki kapal ferry yang akan mengangkut saya menuju Singapura. Kali ini, kapal ferry yang saya tumpangi memang jauh lebih baik dari ekspektasi awal saya. Karena selama ini saya mengira bahwa kapal ferry di Indonesia lebih seperti kapal yang dapat mengangkut mobil, orang, maupun barang seperti halnya yang ada di wilayah perairan selat Sunda maupun selat Bali. Namun hal itu terasa jauh berbeda dari apa yang saya bayangkan. Kapal Ferry di Batam ini, lebih mirip seperti kapal pesiar mini ataupun pesawat terbang kelas bisins. Fasilitasnya cukup nyaman, yaa walaupun harga air mineral bisa mencapai Rp 10.000,- per botolnya. Uniknya lagi di kapal ferry ini, mereka juga menerima pembayaran dengan menggunakan mata uang Dollar Singapura. Dan hebatnya lagi perjalanan menuju Singapura dari Batam dengan menggunakan kapal ferry, hanya memakan waktu sekitar kurang lebih 45 menit saja.  

Setelah menikmati perjalanan yang cukup singkat, akhirnya saya sampai juga di gedung terminal pelabuhan ferry Singapura (namanya Harbour Front). Sesampainya disana, ternyata bayangan saya selama ini mengenai citra pelabuhan kapal ferry yang kotor dan jorok, hilang sudah. Setelah kapal merapat saya pun bersama rombongan keluarga besar langsung masuk ke ruang kedatangan pelabuhan. Dan Waww.. ruang kedatangannya mewah sekali, bahkan lebih mirip dengan ruang kedatangan di sebuah bandara Internasional. Setelah urusan imigrasi dan sebagainya, keluarlah kami sekeluarga besar menuju ke lobby utama. Dan dimana-mana yang dapat saya lihat adalah tulisan berbahasa inggris,mandarin,india,dan melayu. Maklum, etnis utama negeri ini memang terbagi kedalam 3 kategori. Yang paling dominan adalah etnis Tionghoa, lalu etnis Melayu, kemudian etnis India (Tamil), baru etnis lainnya. Kembali ke topik utama, Pelabuhan Harbour Front itu secara arsitektur dalam dan luarnya, lebih menyerupai pusat perbelanjaan (Mall).

Diluar pelataran Harbour Front kami sempat beristirahat sejenak sembari minum-minum kopi dan berfoto-foto ria. Nih bebrapa bukti picture-nya:




































(Di dalem foto itu ada gambar-gambar dari tampak luar Pelabuhan Harbour Front.Terlihat samar-samar foto kereta gantung/Cable Car yang nanti juga akan kita naiki. Lalu juga ada gambar-gambar beberapa anggota keluarga besar saya yang sedang santai menikmati secangkir kopi hangat. Ada juga foto sang artis Reggae Cilik, sepupu saya Ryan Prakasha tadi. Terakhir ada foto saya bersama kakak sepupu saya yang merupakan kakak dari adek sepupu saya lainnya yakni Ichan)


Setelah bersantai sejenak akhirnya orang yang kami tunggu datang juga. Yakni seorang teman lama dari Papa Kakak (Papanya Ryan yang mengsponsori berlangsungnya liburan ini). Kemudian kami diajak naik kendaraan seperti mini bus milik temannya Papa Kakak tadi, untuk berkeliling kota Singa (City Tour). Hal yang pertama masuk di dalam benak saya,"Kapan ya Jakarta atau Indonesia secara umumnya bisa seperti ini?" Bagaimana tidak, Singapura merupakan kota terbersih, terapih, dan ternyaman yang pernah saya kunjungi. Sulit sekali untuk melihat berbagai macam coretan tangan-tangan "bandel" ditembok-tembok jalan. Semuanya serba rapih karena "DIRAWAT DENGAN BAIK". Indonesia juga saya rasa bisa dan mampu kok seperti ini, namun karena kurangnya kesadaran masyarakat dan pemerintah untuk merawat segala fasilitas publik, yaaaa....tau kan jadinya seperti apa sekarang?

Pasca berkeliling kota sejenak, saatnya kini untuk MAKAN SIANGGG...yeayy. Uniknya saat itu kami bersantap siang di salah satu restoran fastfood terkemuka di Indonesia, yakni Es Teller 77 cabang Singapura. Wahh, cukup bangga juga sih ada restoran asal Indonesia yang sudah mampu memasuki pasar asing. Dan yang paling penting sih disini makanannya dijamin Halal, yaa walaupun cukup mudah juga sih mencari makanan Halal di Negeri Singa ini.

Next setelah makan siang, kami kembali melanjutkan City Tour kami menuju sebuah bukit (saya lupa apa namanya). Dari atas bukit tersebut kami naik kereta gantung (Cable Car) yang langsung menyebrang diatas laut Pelabuhan Harbour Front tadi, dan langsung menuju ke Pulau Sentosa. Pulau Sentosa sendiri merupakan sebuah kawasan wisata terpadu yang paling terkenal di Singapura. Disana terdapat berbagai macam wahana wisata menarik seperti Universal Studios, Musium Madamme Tussauds, dll (Dulu pada 2008 sih belom ada).Sebenarnya terdapat 4 cara mudah untuk menuju ke Pulau Sentosa dari Pulau Utama Singapua. Seperti menggunakan Shuttle Bus, Sentosa Monorail, mobil pribadi, ataupun Cable Car.

Sesampainya di Pulau Sentosa, tujuan utama kami sekeluaga yakni underwater world (sejenis Sea World-nya Singapura). Namun menurut saya pribadi, masih jauh lebih besar dan lebih banyak koleksinya Sea World Indonesia dibandingkan dengan di Singapura. Di sana hanya lebih unggul menggunakan bahasa Inggris saja sebagai bahasa pengantarnya, sehingga terlihat lebih keren dan understandable secara internasional.

Setelah asyik menikmati "Sea Wolrd-nya" Singapura, kami sekeluarga lanjut pergi ke destinasi wisata selanjutnya. Yakni.....Orchard Road. Menuju ke tempat paling central dan surganya belanja Singapura ini, kami sekeluarga memutuskan untuk naik moda transportasi paling anyar di Singapura yakni MRT!! Ya, inilah moda transportasi yang paling ditunggu kehadirannya di Jakarta hingga kini (2014). Belajar sejarah sedikit, Singapura telah mengadopsi sistem moda transportasi masal ini sejak tahun 1980-an.

Sesampainya di Orchard Road, langsung saja seluruh anggota keluarga besar saya bersiap untuk berbelanja ria. Memang Orchard Road sendiri merupakan surganya belanja. Banyak sekali brand-brand terkemuka dari seluruh penjuru dunia hadir disni. Namun daripada belanja, saya sih lebih memilih untuk berfoto-foto saja deh. Lagian beberapa produk disini kan juga dijual di Jakarta. Saya sih mikirnya mumpung sedang berada di negeri orang, sebaiknya kita menikmati hal-hal yang tidak ada di negara kita sendiri kan? hehehe.

Setelah puas berbelanja ria, seluruh anggota keluarga saya langsung menuju tempat paling wajib untuk dijadikan sebagai spot foto di Singapura. Dimana lagi kalau bukan di "Merlion Park". Itu lohhh, yang patung Singa putih berbadan ikan yang mengeluarkan air dari mulutnya. Konon katanya, sejarah patung singa berbadan ikan ini juga berasal dari orang-orang Melayu di Kerajaan Sriwijaya Palembang (kini Indonesia). Nahhh...satu lagi deh tuh ada kebanggaan lain atas negara Indonesia di negeri orang. Nih, saya juga ada beberapa bukti picture-nya:

(Hahaha sedikit jadul emang gayanya)

Selain spot foto yang asik yang dapat banyak kita temui disini, ada juga satu gedung unik yang menarik perhatian saya. Yakni sebuah gedung yang mirip seperti duren/durian di Indonesia. Namanya gedung "Esplanade-Theater on the Bay". Di depan gedung ini juga ada abang-abang penjual es krim yang rasanya enak banget. Jadi Es krim potong berbagai rasa gitu, dibalut sama roti mungil yang kalo dicampur itu rasanya,beuhhh...enak banget. Sebenarnya jajanan seperti ini sih juga pernah saya temui di Jakarta, tapi kayaknya sudah mulai sulit ditemukan deh.

Sehabis menikmati pemandangan "DownTown-nya" Singapura di kawasan Merlion Park, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore waktu Singapura. Sepertinya kami harus bersiap-siap untuk pulang deh. Karena waktu kami disini bahkan tidak mencapai 24 Jam. Namun sebelum kami pulang, masih disekitar perairan laut depan Merlion Park, sepertinya pemerintah Singapura sedang mengadakan persiapan besar-besaran untuk nanti malam. Tau nggak nanti malam itu malam apa? Iyaaaa, malam itu adalah malam tahun baru 2009. Jadi kami itu pergi ke Singapura tepat pada tanggal 31 Deseber 2008. Sehingga suasana di sana, walaupun masih siang sudah sangat meriah sekali.

Sayang kami harus pulang lebih awal dan bermalam tahun baru di Batam saja deh. Sungguhpun demikian, pengalaman pertama saya ke Negeri Singa tadi tidak akan pernah saya lupakan. Alhamdulillah, Allah masih memberikan saya sekeluarga rezeki untuk menikmati liburan-liburan lainnya tentunya di negeri-negeri yang berbeda lainnya. Namun pengalaman pertama liburan saya ke luar negeri ini, sekali lagi akan menjadi pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. 

Terima kasih untuk berbagai pihak yang telah menyelenggarakan acara liburan singkat yang sangat mengasyikkan ini. Terutama untuk Papa Kakak yang menjadi sponsor utama, serta temannya Papa Kakak yang menjadi sponsor pendukung tour guide kami selama disana.   

Semoga dengan membaca kisah perjalanan keluarga besar saya kali ini, dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca sekalian mengenai pentingnya kita untuk liburan. Selain semakin mempererat tali sillaturrahmi, liburan juga berfungsi untuk menghilangkan stress sejenak dari rutinitas kita sehari-hari. Namun bukan berarti liburan itu harus keluar negeri loh yaa...

Sekian kisah saya mengenai Liburan (Part 2) saya sekeluarga besar di Negeri Singa. Tunggu saja kelanjutan kisah-kisah liburan saya lainnya yang "cukup" manarik yaa....

Wassalamu'alaikum,

"Saya yang baru"

Assalamualium,

Hi, selamat datang di Blog saya yang baru...

Perkenalkan nama saya Auzan Shadiq. Pada saat saya menulis postingan blog ini (2014), umur saya sudah menginjak 19 tahun. Kini saya adalah seorang mahasiswa Semester 3, jurusan Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Tahukah kalian kapan terakhir kali saya menulis di postingan Blog pribadi saya? Yakni sudah kurang lebih 5 tahun yang lalu (terkahir pada 2008-2009). Pada masa itu saya masih duduk di bangku SMP. Jadi mohon maaf yaa kalau ada bahasanya yang kurang baik dan juga "terlalu" berlebihan, hehehe. 

Kalau kalian punya waktu luang, coba deh kunjungi postingan lama blog ini. Saya jamin ceritanya terlalu kekanak-kanakan dan seperti mengikuti gaya bahasa orang lain. Saat itu (pada 2008-2009), saya sedang senang-senangnya membaca blog yang sudah dibukukan karya penulis muda Raditya Dika. Jadi jangan heran, kalau kala itu gaya menulis saya sangat  "menyerupai" gaya menulisnya Bang Dika yang sangat humoris dikala itu. 

Berbicara mengenai Blog saya yang lama, saya sebenarnya ingin meminta maaf kepada para pembaca. Hal ini karena kalau boleh jujur hampir 75% isi/konten dari postingan lama saya tersebut merupakan "khayalan atau tambahan bumbu-bumbu" khas anak SMP saat itu. Walaupun tidak dapat dipungkiri, bahwa sisanya sih memang benar hasil karya dari pengalaman pribadi saya saat itu. Sekali lagi mohon maaf :)

Terakhir kali saya menulis di Blog pribadi ini, yakni pada saat saya duduk di kelas 8 SMP. Saat itu saya bersekolah di SMPN 85 Jakarta. Sebenarnya saya tergolong anak yang pemalu, jika berada di dalam situasi yang baru pula (sedikit susah beradaptasi). Bahkan saat itu saya juga bisa dikatakan sebagai anak yang "cupu" alias susah bergaul. Tidak seperti kebanyakan teman-teman saya lainnya yang sangat mudah untuk bergaul. Namanya juga anak cowo baru gede, saat itu ada kalanya saya juga ingin dekat atau bermain dengan anak-anak perempuan (bukan berarti saya "rada-rada" loh yaa). Namun sepertinya saya kalah gaul dengan anak-anak cowok lainnya yang cukup "gaul" kala itu.

Saya ingat waktu SMP dulu ada "geng" anak-anak cowok yang menurut saya cukup gaul, yang menyebut diri mereka sebagai anak-anak Jadas (nama tongkrongan mereka) atau RGMT/Regimental (nama angkatan yang diberikan oleh senior mereka). Saat itu anak-anak Jadas ini menurut saya sih kelompok anak-anak yang paling gaul di sekolah. Oleh karena itu pada saat sebelum adanya "Penataran" dari senior mereka (namanya Randelavaz/RDLV), saya juga mencoba untuk ikut-ikutan. 

Setelah selesai acara "Penataran" tersebut, mulai terbentuklah nama RGMT tadi. Saya termasuk salah satu didalamnya (masih ada yang inget gak ya? -_-). Oke, walaupun hanya begitu, saya sih sudah merasa at least menjadi anggota dari RGMT secara resmi. Walau pada akhirnya secara "seleksi alam", mundurlah anggotanya satu persatu, termasuk saya. Mungkin memang dasarnya human nature saya mengatakan bahwa "Zan, kamu itu anak baik-baik. Bukan tempatnya kamu itu gabung sama anak-anak gaul itu."

Selain ada anak-anak RGMT yang pada akhirnya berubah nama menjadi anak (tongkrongan) Jadas, ada juga "geng" anak-anak cewek yang tidak kalah gaulnya. Namanya kalau tidak salah RLVC/RVLC (maaf saya lupa), yang berisikian 13 cewek paling "badai" menurut saya disekolah saat itu. Emang sih bisa diakui bahwa mereka emang "badai" banget. Kalau di kantin itu, mereka sampai punya meja buat ngumpul sendiri, yaa walaupun semuanya bebas sih mau ngumpul dimana juga. 

Ngomongin cewek "badai", sebenernya selama SMP itu saya sendiri mungkin boleh dikatakan pernah "suka" sama kurang lebih sekitar 4 orang cewek. Tapi cuma 1 orang yang "suka-nya" itu sampai parahhh banget, hehehe. Namanya juga bocah SMP, akan tetapi enggak ada satupun yang saya "tembak" kala itu. Alasan utamanya saat itu cuma satu, yakni yaa saya akui karena.........saya emang cemen -_-

Akan tetapi bukan berarti karena saya cemen, terus saya enggak punya temen-temen cewek yang cukup dekat. Beruntung kala itu saya memiliki teman-teman yang mau "bersahabat" dengan saya. Seperti yang pernah saya ceritakan di postingan blog ini sebelumnya, bahwa saya pernah jalan-jalan ke Ancol bersama teman-teman saya, yang dulu sering pulang bareng naik angkot 114 (jurusan Pondok Labu-Ciputat via karang tengah). 

Saya sendiri sih sudah menganggap mereka seperti saudara saya sendiri. Hingga kini (2014), saya masih terus menjalin hubungan sillaturahmi yang baik dengan mereka. Tapi beberapa di antara mereka ada juga yang sudah jarang menghubungi saya lagi, ataupun sebaliknya. Seperti halnya pada kawan saya Eqi, Dika, Ihsan, Iim, Irfan Cheppy, Isti, yang pernah saya sebutkan namanya di postingan sebelumnya. Saya sudah hampir tidak mengetahui keberadaan mereka saat ini, seperti kabar mereka bagaimana, kuliah dimana, dsb. 

Akan tetapi hal ini jauh berbeda dengan "Sahabat-sahabat" saya yang hingga kini (2014), masih menjalain komunikasi dengan baik. Bahkan ada yang dari mereka yang sudah kuliah sampai di luar negeri. Pertama ada Gilang, yang dulu pas SMA melanjutkan ke SMAN 70 Jakarta bersama sahabat saya lainnya Hesti. Terus juga ada Gani dan Austin yang lanjut ke SMAN 34 yang persis berlokasi pada satu tembok dengan SMPN 85 "kami" waktu itu. Kemudian ada Andra sama Sani yang masuk ke SMAN 66 (Bango Raya). Terus juga ada Rian yang masuk ke SMA 6 bulungan, yang notabene merupakan sekolah "saingan" dari SMA nya Gilang dan Hesti. Terakhir ada Velita dan saya yang entah kenapa terdampar di daerah Blok A tepatnya di SMAN 46 Jakarta. 

Sebenarnya ada lagi sih sahabat saya yang lain yakni, Ardi, Ihsan, dan Adit yang cukup sering ikut pulang bareng angkot "kita" saat itu. Tapi mungkin karena mereka yang cukup jarang ngumpul bareng, jadinya kita sudah mulai sedikit kurang dekat. Mungkin di postingan berikutnya saya akan mencoba berbagi mengenai kisah saya di SMAN 46 Jakarta yang juga nggak kalah serunya yaa...

Sekarang semuanya sudah terasa berubah. Saya sudah mulai merasa lebih berani dibandikngkan saya yang dulu sedikit pemalu, "sahabat-sahabat" saya yang sudah mulai sedikit menjauh, (walaupun hanya jauh dalam ukuran jarak saja), dan berbagai macam hal-hal yang ada disekitar saya lainnya juga terasa mulai berubah. Semoga saja "saya yang baru" ini, dapat juga membawa perubahan yang positif. Bukan hanya bagi diri saya secara pribadi, namun juga bagi semua orang. 

Terima kasih sudah meluangkan waktu,

Wassalamualaikum....