Wednesday, October 19, 2016

"Hallyu, Halal, dan Diplomasi"

Tugas Pembuatan Rubrik Opini
Mata Kuliah Seminar Proposal Skripsi
Program Studi Hubungan Internasional
Oleh    : Auzan Shadiq
Kelas   : HI – VII C
Hallyu, Halal, dan Diplomasi”
          Sejak akhir tahun 2012 lalu, entah mengapa saya mulai terasa “diinvasi” oleh budaya industri entertainment modern asal negeri ginseng, yang sering mereka sebut dengan istilah “Hallyu”. Dilansir dari laman resmi Pemerintah Korea Selatan, bahwa penggunaan kata tersebut merujuk pada kesuksesan industri entertainment dan budaya mereka ke seluruh penjuru Asia, bahkan dunia. Sering pula disebut dengan istilah “Korean Wave”, fenomena Hallyu sendiri baru mulai populer pada era pertengahan tahun 1990-an (setelah Korea Selatan memasuki babak baru hubungan bilateral dengan Tiongkok).[1]
            Kisah sukses dari Hallyu ini sendiri memang tidak lepas dari andil sang negeri tetangga, yakni Tiongkok. Serial drama televisi yang berjudul What is Love, meraih rating yang cukup tinggi sebesar 4.2% (± 150 juta penonton) di “Negeri Tirai Bambu” tersebut. Puncak popularitas dari Hallyu ini sendiri, hadir pada era tahun 2000 silam. Saat itu “demam” aliran Musik Pop asal Korea Selatan (K-Pop), mencapai titik tertingginya kala Boy Band (Idol Groups) bernama H.O.T menggelar konser mereka di Beijing Workers Gymnasium, Tiongkok. Sejak saat itulah media – media lokal di Korea Selatan dan Tiongkok, mulai menggunakan istilah Hallyu untuk menggambarkan betapa fenomenalnya peristiwa tersebut.[2]
            Di Indonesia sendiri, saya memandang bahwa dengan semakin mudah dan murahnya akses jaringan internet sejak tahun 2008 keatas, telah menjadi salah satu faktor pendukung cepatnya popularitas budaya Hallyu merambah hingga ke  negeri ini. Dari apa yang saya perhatikan selama ini, bahwa budaya Hallyu terasa ingin membuat / membangun brand image mereka tersendiri. Mereka tidak ingin meniru aliran musik band Rock, Pop, dan bahkan Jazz asal Barat. Mereka juga terkesan tidak ingin meniru Harajuku Style dari sang tetangga, Negeri Sakura. Orisinalitas identitas inilah yang justru mereka pegang teguh, yang telah membuat industri musik Korean Pop (K-Pop) dapat terus berkembang pesat hingga sekarang.
Tentu masih segar dalam ingatan kita bagaimana fenomena “Oppa Gangnam Style” mengguncang seluruh dunia dengan tarian khas berkudanya itu. Sang rapper yang bernama PSY, berhasil menjadi salah seorang seniman dunia yang memiliki milyaran viewers / penonton dalam situs YouTube pada tahun 2012 lalu. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari para seniman musik K-Pop (Idol Group) tersebut, kini mereka sedang berupaya untuk melebarkan “sayap bisnisnya” melalui penyelenggaraan konser tunggal ataupun gabungan di luar negeri. Negara – negara seperti Jepang, Tiongkok, dan Asia Tenggara menjadi salah satu target utama wilayah pemasaran mereka.
Para fans yang setia tentunya akan hadir untuk melihat secara langsung bagaimana penampilan dari para Idol Group pujaan hati mereka. Bahkan beberapa diantaranya telah mampu menggelar konser ataupun fan meeting ke kawasan Eropa, Amerika, bahkan Amerika Latin. Hal ini tentu saja menjadi bukti bagaimana fenomena Hallyu / Korean Wave ini, telah benar – benar mampu “menyihir” siapapun penggemarnya hingga ke seluruh pelosok dunia.
            Selain industri musik, telah sejak lama industri perfilman / drama asal Korea Selatan juga mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggermarnya. Sebut saja drama You Who Came from the Star, Descendants of the Sun, dll yang akhir – akhir ini sangat diganderungi oleh kalangan anak muda. Jalan ceritanya yang tidak membosankan, ditambah dengan jumlah episode nya yang tidak mencapai angka ratusan, telah membuat drama – drama tersebut menjadi sangat ditunggu setiap minggunya. Bahkan salah satu drama lawas yang cukup populer di Jepang berjudul Winter Sonata, telah membuat lokasi pengambilan gambar drama tersebut, menjadi sebuah objek wisata andalan yang sangat terkenal di Korea Selatan bernama Nami-seom (Nami Island).
             Dengan tekad yang kuat, alhamdulillah saya pernah diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk dapat mengunjungi negeri Hallyu tersebut pada 2015 lalu. Saya dan kakak perempuan saya saat itu benar – benar hampir berhasil menjelajahi seluruh destinasi favorit wisata Hallyu di Kota Seoul (meski dengan budget yang tergolong sangat terbatas). Sebagai seorang wisatawan Muslim, telah menjadi sebuah perhatian yang cukup serius bagi saya untuk dapat mengkonsumsi makanan dengan label Halal di wilayah yang notabene merupakan negara Muslim minoritas.  

Perlu diketahui bahwa hanya ada sekitar ± 100.000 jiwa saja warga negara Korea Selatan yang menganut Agama Islam. Dimana baru sejak tahun 1955 (era Perang Korea), Islam memasuki wilayah Semenanjung Korea yang dibawa oleh para Tentara Turki. Dilansir dari laman resmi Pemerintah Korea Selatan, bahwa Korean Muslim Federation (KMF) baru berdiri sejak tahun 1967 dan hingga saat ini baru ada sekitar 60 buah tempat ibadah untuk umat Muslim yang tersebar di seluruh penjuru Korea Selatan.[3]
Tempat ibadah terbesar untuk umat Muslim di Korea Selatan saat ini, ialah bangunan Seoul Central Mosque. Masjid yang terletak di kawasan Itaewon-dong ini, didirikan oleh Komunitas Muslim Korea pada 1969. Menurut laman resmi dari koreaislam.org, bahwa bangunan Masjid seluas 1.500 m² ini, juga mendapat sokongan dana bantuan pembangunan dari Pemerintah Arab Saudi. erfungsi sebagai Islamic Center, bangunan Masjid ini memiliki beberapa ruangan kantor serta Madrasah Islam bernama Prince Sultan Islamic School. Disekitar area Masjid, terdapat beberapa toko buku, agen perjalanan, hingga restoran dan super market yang menyediakan berbagai makanan bersertifikat Halal.[4]
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, bahwa makanan bersertifikat Halal sangat penting bagi para wisatawan Muslim yang ingin berkunjung ke Korea Selatan. Hal inilah yang membuat Pemerintah Korea Selatan pada Maret 2015 lalu menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) terkait pertukaran informasi mengenai pembuatan sistem sertifikasi Halal.[5]
Dengan menganalisa apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Korea Selatan tersebut, telah menunjukkan keseriusan mereka didalam pengembangan sektor makanan Halal. Lantas adakah hubungan antara Hallyu, Halal dan upaya diplomasi yang dilakukan oleh Korea Selatan? Tentu saja ada. Dengan semakin meningkatnya popularitas budaya Hallyu dikalangan anak muda dunia, akan membuat potensi sektor pariwisata Korea Selatan juga semakin meningkat (termasuk dari kalangan negara Muslim). Kebutuhan akan tersedianya produk makanan Halal, membuat Pemerintah Korea Selatan berupaya untuk mengambil langkah diplomasi demi mendapatkan informasi mengenai sertifikasi Halal.                




[1] Department Global Communication and Contents Division Republic of Korea, “Hallyu (Korean Wave)”, diakses pada Rabu 19 Oktober 2016 pukul 16.00 WIB dalam laman:  http://www.korea.net/AboutKorea/Culture-and-the-Arts/Hallyu
[2] Ibid.
[3] Department Global Communication and Contents Division Republic of Korea, “Religion”, diakses pada Rabu 19 Oktober 2016 pukul 16.12 WIB dalam laman: http://www.korea.net/AboutKorea/Korean-Life/Religion   
[4]Introduction of Islam Korea Seoul Central Masjid”, diakses pada Rabu 19 Oktober 2016 pukul 16.15 WIB dalam laman http://www.koreaislam.org/en/seoul-kmf/
[5] Sohn Ji Ae, “Korea, UAE pledged to expand economic cooperation”, diunggah pada Jum’at 06 Maret 2015, diakses pada Rabu 19 Oktober 2016 pukul 16.20 WIB dalam laman: http://www.korea.net/NewsFocus/Policies/view?articleId=126044  

21 comments:

Unknown said...

Isu yang dibahas sangat menarik dan unik dan sudut pandang yang dimunculkan cukup baik :)

Zhafir Muntashir said...

nice issue and analysis :D
#gagal pertamax -_-

putu23 said...

Bagus topik pembahasannya dan bahasa yg di gunakan cukup jelas

velita said...

ok

Elsa Austin Wartono said...

Mungkin Saudara Auzan sendiri bisa memelopori industry makanan halal dengan tidak mengesampinngkan budaya koreanya sendiri. Bisa dikatakan Saudara Auzan memiliki restoran makanan korea yang bahan-bahannya dijamin halal.

Arum Suci Alfiani said...

gak ada song jong ki jan?
but, good analysis :)

Unknown said...

Seems like the SK Government take any possible way to promote its tourism beyond the hallyu waves. Interesting! Daebak news for oppa fangirls haha

Unknown said...

Pembahasan yang sangat menarik, terlebih saya adalah seorang kpopers ㅋㅋㅋ Saat ini Korea bisa dikatakan seperti "racun", mulai dari entertainment, kuliner hingga teknologinya sudah mendunia. Semua yang mereka suguhkan benar-benar dibuat secara matang dan tidak setengah-setengah. Jinjja daebak!

skinnymaiden said...

Currently, soft diplomacy thru culture expansion is way better. Warbiyasak, Jan 👍

Unknown said...

such a good idea "hallyu and hallal food" interesting topic *thumbsup*

J.C Rin said...

Cultural approach seems to win over in order to increase the P to P links. I see that you have lots of passion in this area. Keep up, jan!
Cheers :)

Rorien Novriana said...

Food and diplomacy, such a unique combination

Unknown said...

Yeah, trying to give some place to Muslim and everyone knew that halal food created to make us healthier. Keep a good work!

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Good work and thumbs up for you. Since the beginning I was asking to my self how hallyu can be related to halal ...but at the end, I got the answer. Lanjutkan! You can do it

Unknown said...

Good article👍🏻

Aliffiyan said...

Saya kira ini info yg sangat menarik. Menambah wawasan saya. Goodjob

Nuzula said...

ntapz jdi tahu perkembangan makanan halal di korea (y)

Anonymous said...

jadi pengen diajak ke korea gratis eyyy

Unknown said...

makasih auzan, nice info! setelah baca jadi tau bagaimana perkembangan makanan halal di korea

danielmikesep said...

Votrient 400mg tablet is a prescription medicine used to treat individuals with cutting edge renal cell cancer.VOTRIENT is a prescription medicine utilized to treat people with cutting edge delicate tissue sarcoma who have gotten chemotherapy before. It isn't known whether VOTRIENT is viable in treating specific STS or certain gastrointestinal tumors. It isn't known whether VOTRIENT is sheltered and powerful in youngsters under 18 years old.